Masa depan kiper veteran asal Italia, Gianluigi Buffon belum menunjukan titik terang. Namun yang jelas pemain yang karib disapa Gigi tersebut sudah mengumumkan angkat kaki dari Turin pada akhir musim ini. PSG menjadi tim yang terdepan meminati tenaga penjaga gawang 40 tahun tersebut. Tapi apakah tak sebaiknya Buffon pensiun saja ?
Saat ini adalah saat yang paling tepat bagi Buffon untuk mengakhiri karirnya. Bukan berarti Buffon sudah terlalu uzur dan kalah bersaing, namun ini adalah kesempatan emas bagi Buffon untuk menjadi legenda yang selalu dikenang.
Sepanjang musim lalu Buffon menjadi sorotan media karena keputusannya mengakhiri karir diakhir musim. Kisah dan emosi Buffon selalu menjadi headline terutama setelah kegagalan Juventus dan Italia. Karena itu Buffon sedang kembali berada dipuncak popularitasnya. Dan karena itu inilah waktu yang tepat bagi Buffon untuk mengumumkan pensiunnya.
Sebut saja pebasket Michael Jordan atau pembalab F1 Michael Schumacher yang mengakhiri karir disaat yang tepat. Keduanya menjadi contoh nyata bagaimana momen membuat nama mereka terus dikenang sebagai legenda dibidangnya masing-masing. Dan Buffon punya tiket emas untuk menyusul dua nama tersebut.
Lain lagi jika Buffon bergabung dengan rakasasa Perancis, Paris Saint Germain seperti yang dikabarkan. Kita ketahui diusianya yang terbilang tak lagi muda, Buffon masih punya daya tarik dibawah mistar gawang. Sayangnya Buffon tak bisa melawan gerusan waktu.
Dikabarkan PSG menyodorkan kontrak empat tahun kepada Buffon. Andai Buffon menerima dan berhasil menjuarai Liga Champion dengan PSG, agaknya akan mencederai kisah bahagianya bersama Juve. Sedangkan bagian terburuknya, performa Buffon kian menurun dan harus mengakhiri karir dari bangku cadangan.
Tentu kita tak mau Buffon mengalami nasib yang sama seperti Iker Casillas. Mantan penjaga gawang nomor satu Spanyol dan Real Madrid tersebut hilang begitu saja selepas bergabung dengan Porto. Bahkan yang terakhir Casillas banyak dikritik karena harga yang terlalu mahal dengan kontribusi yang minim.
Pada akhirnya Buffon sendiri yang harus menentukan jalan hidupnya. Apapun jadinya kemeggahan Buffon dibawah mistar gawang layak dikenang sepanjang masa.
Bagaimana ? Anda setuju ?
referensi : striker.id